Wednesday, April 15, 2015

Festival Mane'e Kabupaten Kepulauan Talaud - Sulawesi Utara

Mane'e dan Serba Serbinya
Ilustrasi Image:  http://content.rajakamar.com/yuk-menangkap-ikan-di-festival-manee-2013/
Timur laut dari ibukota Provinsi Sulawesi Utara ; Manado, kita dapat menemukan gugusan Kepulauan Talaud. Pada awalnya Kepulauan Talaud adalah Kepulauan Sangir Talaud. Kepulauan ini terdiri dari 77 pulau besar dan kecil, tapi tidak semua pulau-pulau ini di tempati oleh penduduk. Hanya 56 pulau yang di tempati oleh penduduk setempat dan sisanya merupakan pulau kosong yang tidak berpenghuni. Pada tahun 2002, Pemerintah Pusat menyetujui rencana pemisahan wilayah menjadi Kabupaten Kepulauan Talaud. Kepulauan inipun terdiri dari beberapa pulau antara lain Pulau Karakelang, Pulau Salibabu, Pulau Kabaruan, Pulau Miangas, dan Kepulauan Nananusa. Kepulauan Nananusa sendiri terdiri dari Pulau Karokotan, Pulau Malo’, Pulau Intata, Pulau Mangupung, Pulau Marampit, Pulau Garat, dan Pulau Karutung.


Ilustrasi Image: http://www.dimensionnews.com/2014/08/tomohon-international-flower-festival.html
Talaud berasal dari kata tau (orang) dan lauda (laut), artinya masyarakat yang hidup di tepi laut, karena memang sebagaian masyarakat bertempat tinggal di tepi laut. Tapi terlepas dari sejarahnya, kepulauan ini memiliki potensi alam yang indah. Selain itu kepulauan ini juga mempunyai banyak aneka kuliner, kesenian, kerajinan yang masih bersifat kedaerahan. Antara lain upacara tradisi Mane’e. Mane’e dikalangan masyarakat Talaud merupakan keunikan lokal dari sebuah peristiwa sosial dan upacara tradisi ini merupakan tradisi turun temurun. Upacara Tradisi ini mengandung  kearifan lokal masyarakat yang hidup amat bersahaja.
Desa Karokotan, tempat dimana biasanya dilaksanakan upacara tradisi ini memiliki jumlah penduduk 767 jiwa dan 207 kepala keluarga. Desa tersebut memiliki tokoh-tokoh adat dan memiliki dua Kepala adat yang disebut Ratumbanua, dua orang wakil kepala adat yang disebut Inangwanua, dan masing-masing diwakili oleh seorang Tangii, Panucu, Sarrahe, Aallan, dan Wuaho, masing-masing bertugas untuk memberi informasi tentang keamanan.
Upacara adat masyarakat Talaud sudah banyak ditinggalkan. Namun ada juga beberapa yang masih di pegang teguh oleh masyarakat sekitar antara lain upacara adat Mane’e. Selain upacara ini ada juga upacara menanam padi di ladang, upacara syukuran (Tulude), dan masih banyak lagi.
Tradisi Mane’e ini tidak hanya dilaksanakan di Pulau Karokotan saja, tapi juga di beberapa pulau antara lain, Pulau Intata, Pulau Kakorotan dan Pulau Malo’, tergantung pada gerakan air atau arus air dan gesekan angin di permukaan laut di sekitar pulau tersebut.
Pulau Malo’ adalah salah satu pulau di Kepulauan Nanusa. Pantai di pulau tersebut merupakan pantai putih yang rata serta ditutupi oleh perkebunan kelapa. Kawasan pulau ini merupakan habitat endemik burung Maleo dan kepiting Kentang Kenari. Pulau ini juga memiliki karang laut yang apik, sehingga sering digunakan sebagai wilayah wisata bawah laut. Untuk mencapai pulau ini menggunakan perahu motor tempel atau disebut panboat oleh masyarakat Talaud, dan dapat di tempuh sekitar 4 jam dari Bandara Molonguane.
Pulau lain tempat diselenggarakannya Upacara Tradisi Mane’e adalah Pulau Intata. Pulau ini mempunyai luas wilayah sekitar 0,28 km­2. Pulau ini merupakan pulau kosong, sebagai salah satu pulau di gugusan Kepulauan Nanusa.
Tradisi Mane’e adalah wujud kearifan masyarakat Talaud dalam mengelola sumber daya laut. Mane’e dilaksanakan setiap tahun. Biasanya dilakukan pada bulan Mei, bertepatan dengan air pasang tertinggi, air surut terendah yang terjadi pada akhir bulan purnama atau awal bulan mati. Selambat–lambatnya seminggu sebelum pelaksanaan acara Mane’e, tetua adat yang diangkat sebagai penguasa tinggi mengadakan upacara kecil, membuat syukuran dengan maksud berdoa kepada Tuhan agar kiranya diberikan hasil laut yang banyak serta semoga warga masyarakat dihindarkan dari malapetaka.
Indonesia memang memiliki banyak tradisi-tradisi daerah yang patut untuk dilestarikan dan dijaga. Semeriah Festival Bunga di Tomohon sebuah kota yang juga terletak di Sulawesi Utara, Upacara Tradisi Mane’e juga mengundang daya tarik wisatawan asing khususnya wisatawan dari Asia. Kepulauan Talaud tidak terlalu ramai dan tidak terlalu banyak wisatawan yang berkunjung sehingga suasana masih sangat alami sampai-sampai ada juga desa yang belum terjangkau listrik. Namun masyarakat di kepulauan ini sangat ramah dan tak segan menawarkan bantuan bagi para wisatawan untuk menginap dirumah mereka mengingat belum tersedianya fasilitas lengkap seperti resort-resort di kota.
Keramaian wisatawan tidak hanya saat mendekati Upacara Tradisi Mane’e, di lain hari ada juga beberapa wisatawan yang datang untuk berlibur sambil mengasingkan diri seperti yang marak dilakukan di beberapa kepulauan Talaud. Menuju pulau Intata, anda belum bisa dibantu oleh peta karena ‘belum terdaftar’, sehingga anda harus banyak-banyak menggali informasi dari masyarakat Sulawesi Utara atau agen-agen perjalanan.
Hal ini menarik untuk di angkat menjadi sebuah event nasional, mengingat acara ini tidak terdapat di kota-kota lain di Indonesia. Menurut In Sumajow, Koord. current affair LPP TVRI Sulawesi Utara, dalam artikelnya dalam Majalah Monitor-TVRI edisi 53, mengatakan : “Kepulauan Nusa Utara, Pulau terluar di Kabupaten Talaud menyimpan cerita yang mengesankan bagi saya dan Michald Maukar teman kameramen di TVRI Sulut, bahkan mungkin juga bagi pak Saleh dan kawan-kawan dari TVRI Pusat Jakarta. Waktu itu akhir Mei tahun 2011 seperti biasanya setiap tahun di bulan Mei pulau Intata menarik perhatian banyak kalangan termasuk para turis. karena di pulau ini digelar Mane’e yakni upacara menangkap ikan secara tradisional dengan menggunakan media janur. Upacara yang tidak ada di tempat lain mungkin di seluruh dunia ini.”

From: http://maneetalaud.blogspot.com/2015/01/manee-dan-serba-serbinya.html

No comments:

Post a Comment