Wednesday, September 24, 2014

Noorder Einlanden

Nusa Utara adalah sebuah nama yang merujuk pada pulau-pulau di utara pulau Sulawesi (Celebes). Nusa Utara pada skala keindonesiaan kini terdiri dari tiga kabupaten, antara lain Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Sebutan Nusa Utara berawal dari Belanda sebagai ‘noorder-einlanden’, pulau-pulau lebih Utara. Lazimnya istilah Belanda itu diterjemahkan, ‘Nusa Utara’. Buku Viersen tahun 1903 membenarkan hal ini: “Adapoen maka poelau-poelau Sangir dan Talaoet doedoek pada pihak Timoer laoet tanah Minahasa. Masa keperintahan Kompeni Hindia Nederland maka poelau-poelau itoe diseboet: Poelau-poelau yang doedoeknja lebih ke Utara”.

Islam Tua Lenganeng

Banyak pemerhati sejarah abad  baru sudah datang ke  daerah  kepulauan  Sangihe  dan  Talaud. Tetapi  banyak diantara  mereka tidak  sempat  melihat  keragaman  agama yang  berkembang di kepulauan  Sangihe dan Talaud sejak masa lalu  sampai  masa kini.

Seorang  pemerhati sejarah asal  Eropa yang  pertama kali  menulis secara rinci tentang keadaan masa lalu  Sangihe  adalah  Daniel Brilman. Dalam bukunya berjudul De Zending op de Sangi  en Talaud eilanden, terbitan 1928. Mengemukakan  bahwa, jauh sebelum  agama Islam dan Kristen  masuk dan berkembang  di Kepulauan  Sangihe  dan Talaud sudah berkembang agama  asli Sangihe.

Ghenggonalagi. Dewa Suku Talaud

Masuknya Islam dan Kristen di pertengahan abad ke-16 membuat pengaruh yang besar pada kehidupan bermasyarakat di suku Talaud. Meskipun begitu, masyarakat di sana tidak pernah benar-benar meninggalkan adat dan kebiasaan yang diwariskan leluhur mereka. Bahkan masih banyak warga yang tetap memercayai roh-roh jahat dan baik sebagai budaya yang tidak boleh dihilangkan.