Pada awalnya kami tidak tahu letak dari Kabupaten Kepulauan Talaud. Tetapi sedikit demi sedikit kami mengetahuinya dari peta Indonesia. Pertama kali kami tahu letaknya yang hampir mendekati perbatasan antara Indonesia dan Pilipina. Kalau dilihat-lihat letak dari Kepulauan Talaud di peta, letaknya kurang lebih ke arah atas menyerong ke kanan 5 derajat dari arah kota Manado di Sulawesi Utara.
Kisah perjalanan ini berawal dari kebutuhan Aplikasi SIMDA Keuangan versi 2.1 yang mengacu pada PERMENNo.13 di Kabupaten Kepulauan Talaud, dimana akhir tahun 2006 ini masa-masa booming permintaan pemerintah daerah (pemda) untuk mengimplementasikan SIMDA Ver 2.1. Salah satu permintaan implementasi adalah Kabupaten Kepulauan Talaud.
Kami berangkat dari Jakarta menuju Manado menggunakan pesawat Batavia Air dengan armada terbarunya Airbus 319 pada tanggal 28 November 2006. Berangkat dari bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng tepat jam 8.20 WIB. Tim yang berangkat ke Kabupaten Kepulauan Talaud ini terdiri dari 3 orang yaitu saya sendiri, Mbak Minar dan Mas Iwan Ari. Pada waktu berangkat dari Jakarta, jadwal perjalanan kami dari Manado menuju ke Talaud masih terjadwal menggunakan pesawat terbang. Sehingga kami seakan tenang dan yakin, bahwa akan tiba di Talaud sesuai dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya.
Akhirnya setelah melewati penerbangan dengan Batavia Air kurang lebih selama 3 jam 15 menit, kami tiba di bandara Sam Ratulangi di Manado kurang lebih jam 12.15 WITA (Di Jakarta jam 11.15 WIB). Oh ya, ke Talaud ini kami membawa Server dan perlengkapannya, yang akan digunakan untuk implementasi aplikasi SIMDA ver 2.1 ini, sehingga barang bawaan kami kelihatan sangat banyak dan ada 1 kardus yang lumayan banyak.
Turun dari pesawat, kami langsung menuju pengambilan bagasi, saat itu kami menggunakan jasa porter, karena barang bawaan yang lumayan banyak, 4 kardus dan 3 tas pakaian, dan masih ditambah lagi dengan 3 tas laptop yang kami bawa masing-masing. Setelah menunggu beberapa lama, barang-barang bawaan telah terkumpul. Selanjutnya kami menunggu jemputan dari perwakilan Sulut. Setelah menunggu beberapa saat, jemputan dari perwakilan datang. Tetapi, yang jemput sekalian antar tamu juga untuk mencari tiket ke Jakarta. Karena merasa kami talah menunggu terlalu lama, kami putuskan untuk menggunakan jasa taksi.
Nah, dalam perjalanan menggunakan taksi menuju hotel ini lah kami mendapatkan kabar bahwa kami tidak bisa menggunakan pesawat terbang menuju Kabupaten Kepulauan Talaud, karena pesawatnya akan di gunakan untuk kepulangan Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud dan ajudannya untuk kembali ke Talaud. Sebetulnya setelah bernegoisasi ada 1 kursi yang tersisa untuk kami, tetapi karena kami bertiga, dan kami tidak seolah tidah terpisahkan maka kami memutuskan tidak naik pesawat terbang semuanya. Untuk di ketahui, penerbangan ke Talaud dari Manado ini menggunakan pesawat kecil jenis twin otter/ Casa / Cesna dengan jumlah penumpang kurang lebih 20 orang. Yah, akhirnya kami memutuskan menggunakan kapal laut, dengan waktu tempuh kurang lebih 16 jam, beda dengan pesawat terbang yang hanya 2 jam.
Sesampainya di hotel, waktu itu di Hotel Central di jalan Sam Ratulangi. Kami menurunkan barang bawaan kami yang lumayan banyak. Setelah itu kami ke kantor perwakilan untuk melapor dan membahas keberangkatan kami. Tetapi tetap saja tidak ada kursi di pesawat yang tersisa untuk kami bertiga, kecuali untuk 1 orang saja. Wah, perasaan kami sudah tidak karuan, karena kepikiran akan menempuh perjalanan yang lumayan lama dan mengarungi samudera yang luas. Keputusan tetap sama, ke Kabupaten Kepulauan Talaud menggunakan kapal laut. Nggak karuan juga pikiran, maklum ini kali pertama penulis naik kapal laut untuk perjalanan yang jauh dan lama, apalagi mengarungi lautan yang luas. Tetapi tetap tersenyum (seperti mottonya Bu Ais…. ), ini adalah tantangan dan pengalaman baru.
Kami kembali ke hotel dari kantor perwakilan, karena lapar, ke hotel hanya menaruh tas laptop di kamar kami masing-masing, setelah itu kami keluar mencari makan, saat itu kami pengin yang seger-seger, akhirnya kami ke rumah makan Bakso Lapangan Tembak Senayan (Mungkin ini cabangnya yang di Jakarta). Ada yang pesen bakso, ada yang pesen mie goring (tapi dibagi dua lho.. ), ada yang pesen es teller, ada yang pesen es kelapa muda. Lumayan bisa menghilangkan lapar dan haus seharian.
Kami kembali lagi ke hotel, dan menunggu kepastian jadwal kapal yang akan berangkat ke Talaud. Berita pertama, jadwal kapal yang akan ke Talaud besok Rabu jam 16.00 WITA. Lama juga nunggu nya. Masih seharian lagi kami harus bersabar menunggu.
Malemnya kami kedatangan tamu teman perwakilan yang bertugas propinsi Sulut. Katanya ada beberapa masalah di aplikasi SIMDA di propinsi Sulut. Akhirnya kami rela pergi ke Hotel Gran Puri tempat kegiatan input data penyusunan anggaran 2007 propinsi Sulut, tetapi sebelumnya kami mampir ke rumah makan padang sebentar buat makan malam. Setelah diteliti dan di utak-atik sebentar, akhirnya permasalahan selesai. Kami pun kembali ke hotel Central, kemudian utak-atik program sebentar dan kemudian istirahat. Capek deh seharian, menunggu, menunggu dan menunggu. Stres juga akan menempuh perjalanan jauh keesokan harinya.
Matahari pagi hari Rabu mulai menyinari jendela kamar hotel kami, bangun pagi, subuhan, agak ngantuk ngantuk dikit deh…, tidur lagi. Kurang lebih jam 8 pagi, kami keluar hotel buat cari sarapan, sarapan bubur Manado plus perkedel nike. Untuk beberapa orang, pasti nggak suka dan nek kalau melihat bubur Manado. Tapi kalau sudah dihadapan dan dicampur dengan sambel nya, rasanya, heemmmmm enak juga.
Kembali ke hotel lagi, utak-atik program sampai nek kayak melihat bubur Manado. Siangnya, kami keluar hotel lagi buat isi perut. Tujuan kami sekarang adalah rumah makan Dabu-Dabu. Kami makan ikan tude bakar plus dabu dabu lilang…. Makan ikan lagi deh. Tapi rasanya mak nyus…..
Dalam perjalanan ke hotel, kami mampir sebentar ke Gramedia, yang kebetulan letaknya pas di depan hotel tempat kami menginap. Kami mencari bacaan buku dan majalah buat mengisi waktu di kapal.
Kurang lebih jam tiga sore, kami mendapatkan kabar bahwa kapal dari Talaud terlambat berlabuh di pelabuhan Manado. Buat mengisi waktu, kami sempatkan jalan-jalan sebentar mengelilingi kota Manado, yang kebetulan ada mobil sewaan buat kami. Kami berhenti di tepi pantai hasil reklamasi pantai, foto-foto dan melihat lautan yang nantinya akan kami arungi. Bosen juga melihat-lihat laut dan berfoto-foto. Kami menuju mall Manado, kami ke Oh la la Café. Menikmati steak, pastry dan ice coffe buat mengisi waktu menunggu. Bosen juga, kami kemudian menuju ke swalayan untuk membeli perbekalan makanan (serasa mau pergi bertempur aja ), kemudian mampir dan toko kue Breadtalk, untuk membeli minuman dan makanan buat menemani perjalanan di kapal nanti…
Akhirnya, ada kabar juga kapal telah berlabuh dan akan berangkat pukul 9 malem. Kami menuju ke hotel, di sana telah menunggu utusan dari Kabupaten Kepulauan Talaud buat mengambil barang-barang (server dan lain-lain) untuk di bawa terlebih dahulu. Setelah itu kami di jemput lagi menuju ke kapal. Nama kapalnya KM. Valerinne.
Sampai juga kami di ruangan kamar di kapal. Ada dua kamar, semuanya ber-AC. Lumayan sejuklah. Bisa menghilangkan panas di terik matahari di lautan. Tepat pukul 9.30 malam, kapal mulai berlayar. Keberangkatan kapal di iringi dengan doa bersama terlebih dahulu, agar pelayaran ini lancar dan sampai di tujuaan dengan selamat. Oh ya, dalam pelayaran ini kami di kawal 2 orang, mereka adalah utusan dari Talaud, mereka mengawal kita sampai ke Talaud nantinya.
Dalam perjalanan di kapal, kami sempat main Halma dari mainan yang sebelumnya di beli di pesawat Batavia Air kemarin. Lucu juga, masih inget mainan waktu kecil dulu. Lumayan buat mengisi waktu. Tak lupa, sebelumnya kami sempatkan foto-foto semua lingkungan di kapal.
Capek juga, akhirnya kami berangkat tidur. Yang sebelumnya kami minum antimo, agar dalam perjalanan bisa istirahat, nggak kepikiran pelayaran yang jauh.
Pagi hari Kamis, 30 Desember 2006, kami bangun pagi, masih aja kami di tengah lautan. Kami minum segelas teh manis, yang di ambilkan oleh bapak-bapak pengawal kami. Foto-foto lagi, ngantuk tidur lagi. Bangun udah agak siangan, lagi-lagi, masih ditengah-tengah samudra. Nggak ada sinyal juga buat kasih kabar keluarga dan teman-teman.
Karena lapar, kami mencoba ke warung di bagian kapal kelas ekonomi. Kami mendapatnya mie gelas. Lumayan buat isi perut. Ternyata di kelas ekonomi, panas dan ramai orang. Dan ternyata pula, di kapal ada makan siang juga. Wah, kalau tahu ada makan siang, mie gelasnya nggak di habiskan dulu.
Habis menghabiskan makan siang, kita menikmati lautan luas dan foto-foto lagi. Rasa kantuk kok datang lagi, kita tidur lagi. Habisnya bosen dan lama sekali nyampainya. Akhirnya kami melihat sebuah gundukan seperti pulau di kejauhan. Sedikit demi sedikit, pelan tapi pasti, pulau itu semakin jelas terlihat. Di barengi dengan semakin jelasnya pulau itu, semakin ada kehidupan sinyal telekomunikasi di handphone kami.
Ya ampun, pemandangan alam pantai dan lautan bagus banget. Baru kali pertama ini melihat pemandangan pulau, pantai dan lautan jadi satu, dilihat dari kapal. Walaupun sudah bisa menyaksikan sebuah pantai dan pulau, tetapi ini bukan pulau yang di tuju. Masih menunggu 1-2 jam lagi untuk sampai. Kami foto-foto sepuas nya deh, alam pantai dan lautan tersebut.
Sebelum berlabuh di pelabuhan Melonguane di Talaud (oh ya ibukota Kabupaten Kepulauan Talaud adalah Melonguane), kapal ini akan berlabuh terlebih dahulu di pelabuhan Lirung di Pulau Lirung. Jaraknya antara pelabuhan Melonguane dan Lirung kurang lebih 10-15 menit perjalanan dengan Speedboat. Karena di perhitungkan, kapal berlabuh di pelabuhan Lirung cukup lama bisa mencapai 2 jam. Maka kami diajak para pengawal kami untuk naik Speedboat.
Barang-barang kami, khususnya server yang spacenya cukup besar-besar, di bawa terlebih dahulu keluar. Dari pintu kapal di dek bawah yang menghadap lautan, kami keluar lewat pintu tersebut, dan ternyata didepan pintu tersebut sudah ada Speedboat. Dan di Speedboat tersebut sudah ada utusan dari pemda Kabupaten Kepulauan Talaud. Kalau kami bisa memfoto kejadian lompat dari kapal laut ke Speedboat, pasti kami foto, sayangnya kejadian ini tidak sempat kami abadikan. Selama perjalanan yang hanya 15 menit di Speedboat, kami cukup puas menikmati dan mengabadikan pemandangan laut dan pulau-pulau. Indah banget, ternyata Indonesia itu sangat luas dan alamnya sangat indah.
Dari speedboat itu, kami menuju ke kota Melonguane di Talaud, dan kami tidak menyangka, kalau speedboat ini akan berlabuh di pantai tepat di belakang hotel atau penginapan tempat kami akan tinggal selama di Melonguane, kiraiin kami akan berlabuh di pelabuhan di sebelahnya. Nama penginapannya adalah Penginapan Pantai Mutiara.
Kurang lebih jam empat sore di hari Kamis, 30 Desember 2006, akhirnya kami menginjakkan kaki di pulau Talaud. Menginjakkan kaki di pasir pantai. Di sana sudah menunggu perwakilan dari Manado yang sudah semingguan di Melonguane dan Kepala Bidang Anggaran Kabupaten Kepulauan Talaud.
Capek dan lelah selama perjalanan dengan kapal yang kurang lebih 18 jam lebih, bisa terobati dengan keramahan pihak Talaud dan melihat pemandangan alam di Talaud. Oh ya, perjalanan kapal ini kenapa begitu lama karena hanya menggunakan 1 mesin saja, 1 mesin lainnya sedang diperbaiki. Jadinya perjalanannya lumayan lama.
Server dan perlengkapan pendukung lainnya langsung dibawa ke kantor pemda Kabupaten Kepulauan Talaud. Sedangkan kami beristirahat sebentar, membersihkan badan. Dan saya ke bagian belakang penginapan lagi, untuk melihat alam pantai di waktu sore dan mengabadikannya, dan ternyata saya bisa mengabadikan kapal yang kami tumpangi tadi baru akan berlabuh di pelabuhan Melonguane. Wah, seandainya kami tidak naik speedboat, sekarang ini baru sampai. Padahal kami sudah mandi, bersantai dan ngobrol “ngalor ngidul” dengan perwakilan dan staff pemda.
Sebetulnya kami sudah ditunggu dari jam 1 siang tadi, sehingga sekitar jam 5 sore ini kami diajak untuk makan siang, walaupun sudah sore. Kami di ajak makan di warung yang lumayan sederhana bangunannya. Tetapi setelah makanan disajikan, wow…. ternyata masakannya enak, kebanyakan dari bahan dasar ikan. Yang paling disuka dan menyegarkan adalah Kuah Asam. Nikmat nian masakan ini. Sepertinya masakan Kuah Asam di restoran Nelayan di Manado kalah dengan masakan Kuah Asam di warung sederhana ini.
Malem harinya, direncanakan untuk ke kantor pemda Kabupaten Kepulauan Talaud, untuk instalasi dan pemasangan jaringan dan server. Yang akan dilanjutkan dengan instalasi aplikasi SIMDA. Tetapi sampai malem ditunggu, ternyata tidak ada mobil yang bisa di pakai untuk menuju ke kantor pemda. Akhirnya, malem ini kami gunakan untuk beristirahat. Karena keesokan harinya kami pasti akan banyak melakukan aktifitas.
No comments:
Post a Comment